Apakah yang akan terjadi
apabila sebuah janji suci pupus?
Oleh yudha
palistiandika
21 nov 2012
Sebuah
warna yang pekat kini kau sisakan untuk aku. Sebuah kenangan yang terindah
menjadi kelabu dimemori dan sebuah
gejolak membara menjadi hempasan ombak yang ganas. Aku mengerti, aku harus
menerjang ombak ganas itu sesuai kehendakmu. Sungguh, dia gadis pertama yang mengotori sanubari. Terasa aneh, aku bukan
tipe orang yang mudah gentar, tetapi ratusan orang serta gerimis hujan menjadi
saksi megah cinta kita.
Masih
lekat diingatanku, satu hari sebelum hari pernikahan kami tepatnya hari sabtu
legi, wanita yang sudah aku pacari selama dua tahun lima bulan, wanita yang
sudah aku impikan sejak dulu kelak akan menjadi milikku seutuhnya, akan menjadi
ibu dari anak-anak aku, akan menjadi istri yang solehah yang sudah kudambahkan.
Tak sering diriku membayang kejadian-kejadian yang akan terjadi setelah kami
menikah, mungkin aku dipagi hari akan terbangun dengan harumnya bau nasi goreng
atau segelas kopi yang telah disediakan diatas meja. Dan lebih indah lagi
setiap malam tidurku tidak akan kesepian, tak sabar rasanya menunggu hari itu. Sebuah
cincin bermata berlian telah kusiapkan untuk calon istriku tersayang. Namun
semua harapan manis itu berubah menjadi kilat yang menyambar dipagi hari, tepat
dimana sebait bbm muncul dihandphone milikku saat wisuda S1
Sarjana Ekonomi diriku berlangsung.
Suatu
sore dua tahun lima bulan silam, aku
datang untuk menghadiri acara festival
jepang dimana kamu yang memaksa aku untuk hadir. Aku rela datang untuk kamu, melawan macet, sibuk memilih warna baju yang padan
hingga berjam-jam dan melewatkan launching bisnis jam flanelku dimedan. Padahal
saat itu, statusku hanya seorang sahabat yang selalu ada untuk mendengar curhatan
dari bibir manismu, masih teringat diriku saat dirimu berkisah sambil berlinang
air mata tentang hiruk pikuk perjalanan cintamu sebulan yang lalu.
Setelah
diriku tiba ditaman diadakan festival, terlihat dari kejauhan seorang wanita
sedang melambaikan tangan kepadaku dan berjalan menuju arahku yang berambut
pendek, kulitnya yang putih, senyumnya yang manis serta rambut cokelat
pendeknya yang mengingatkan aku dengan artis korea yoon eun hye. Wanita itu adalah Rose. “Hai, apa kabar ?” sapaan
manis dia terhadapku sambil bersalaman dengan tangannya yang halus. “Aku baik,
malahan sangat baik hari ini” ucapku sumingrah. “Akhirnya kamu datang juga, aku
kira kamu gak jadi datang” ucapnya semangat sambil menepuk bahuku”. Aku pasti
datanglah, akukan suka budaya jepang juga” ucapku tersenyum simpul. Selang
perbincangan tadi, aku langsung berjalan bersama dia menuju taman tempat
berlangsungnya festival, ternyata festivalnya sungguh meriah dan memukau
ratusan penonton yang datang. Tepat dipenghujung acara setelah acara puncak dan
rose tampil menari jepang selesai, hujan gerimis menghiasai langit-langit acara
festival, nampaknya gerimis ini tak dihiraukan oleh penonton. Dengan bergegas
diriku langsung naik keatas panggung dan mengambil mike yang telah disediakan MC,
maklum ditengah istirahat acara tadi aku berunding kepada MC untuk naik keatas panggung. Ditengah derai gerimis aku berdiri
tegak diatas panggung dan sedikit menghembus napas, langsung memanggil seorang
wanita yaitu rose untuk naik ke panggung. Tampak dari kejauhan rose kebingungan
lalu memberi kode kecil kepadaku dan semua mata penonton tertuju kepada dia.
Dengan rasa kebingungan rose naik ke atas panggung, “aku mau ngomong sama kamu”
ucapku pelan. “Apa? Kenapa disini?” ucap rose berbisik dengan ekspresi muka
yang malu. Ku tatap kedua mata rose yang
kecil dan sipit itu, serta diiringi lagu akustik Sabrina Just the way you are lalu kuucapkan kata-kata;
“Rose, kita menjadi seorang sahabat sudah
begitu lama, aku tahu sekali tentang diri kamu dan sebaliknya kamupun begitu
mengenal aku, bahkan kesukaan kita sama
yaitu menyukai matahari terbenam disore hari. Aku merasa seperti harry potter bertemu kamu, seperti magic tau. Kamu mau menemaniku melihat
matahari terbenam lagi?” lalu rose tidak berkata apa-apa namun hanya
menaggukkan kepalanya. Lalu kulepaskan satu buah sepatu cate ku dan bersujud didepan dia. Tiba-tiba rose terkejut dan suara
penonton yang berteriak gemuruh, tampak matanya terbelalak “kamu mau ngapain,
dimas?” ucap rose kaget. “ Rose, kamu mau menjadi matahari dihidup aku? Jika
kamu mau, ambil sepatuku dan jika kamu menolak buang aja sepatunya”. Nampak
suara penonton yang berteriak terima…. terima…terima…Iya..Iya..iya, dan rose
pun menjawab, “dimas, aku..aku..karena
aku udah lama menjadi matahari dihati kamu, aku mau”. Lalu kupeluk rose dengan
erat terasa gembira dan indah bahkan suara penonton yang tak henti bersorak
kepada kami.
Sejak
hari itu, kamipun resmi berpacaran layaknya orang berpacaran kami sering
menghabiskan waktu bersama, smsan, telponan, bahkan bersenda gurau bersama
pokoknya terasa dunia ini hanya milik berdua. Hingga suatu hari, tepat setelah
delapan bulan kami berpacaran, rose mendapatkan pekerjaan sebagai pengisi acara
menari diacara televisi swasta, akupun mengantar dia dan melihat serta menunggu
dilokasi hingga acaranya selesai, dua jam pun berlalu rose telah selesai.
Kamipun beranjak makan ditempat langganan kami yaitu bebek goreng, saat makan
wajah rose terlihat gusar ada sesuatu yang dipikirkan oleh dia. “kamu kenapa, ceritalah?”
tanyaku pelan, “gak ada apa-apa, hanya kecapean ajah” ucap dia tersenyum. Aku
teringat kata-kata bijak dari Mario teguh bahwa apabila seorang wanita menjawab
tidak apa-apa berarti menyimpan beribu makna dibalik itu. “Ada apa yah dengan
rose” tanyaku dalam hati.
Malam
semakin larut setelah makan dan menghabiskan waktu bersama, aku mengantar rose
pulang kerumah, setiba didepan rumah “sayang, kamu gak usah anterin aku kedalem
yah, soalnya aku capek banget langsung mau tidur” ucap rose lesu. “Oh ya udah,
pacarku yang chubby, kamu istirahat
ajah, jangan lupa minum vitamin” jawabku pelan dan tersenyum. Tak lupa seperti
biasa selaluku kecup keningnya dan mainkan poni rambut depannya karena dia
selalu marah jikalau poni rambutnya diganggu, tapi marahnya lucu sekali. “
Da,,, sayang” ucap rose keluar dari mobil dan melambaikan tangannya dari depan
pagar.
Setelah
beberapa meter mobilku melaju dari rumah rose, terlihat dari kaca sepion
mobilku rose belum masuk rumah malah duduk didepan pagar seperti mengambil
sesuatu dan datanglah seorang pria menghampirinya seperti berbincang serius,
diriku tidak pernah berpikir buruk terhadap pacarku rose mungkin orang itu
ingin menanyakan alamat pikirku. Selang beberapa hari setelah penampilan rose
di televisi itu, nampaknya group menari mereka semakin terkenal saja dan
pekerjaan mereka semakin banyak, baik didalam kota maupun diluar kota. Yah..
korbannya adalah aku sering ditinggal pergi dan rasa rindu yang menggebu
tertahan tetapi sering juga diriku menemani pacarku pergi. Tak jarang juga
banyak mata lelaki yang menggoda kecil
pacarku, itu resiko juga menjadi pacar seorang penari. Bahkan aku dan
rose pernah bertengkar gara-gara seorang lelaki yang menggoda rose dan meminta
foto. Tetapi semakin lama kami merajuk hubungan, kami semakin mengerti tentang
resiko pekerjaan kami masing-masing dan semakin dewasa menuju hubungan serius.
Sebab orangtua bahkan keluarga kami sudah mengetahui hubungan serius aku dan rose.
Aku masih ingat saat rose bertemu orangtuaku, dia nampak gugup sebab orangtuaku
kurang menyetujui hubungan kami, alasan orangtuaku karena keluarga rose yang broken home serta pekerjaan dia sebagai
penari, memang ayah dan ibu telah
bercerai sejak rose masih sekolah sma dulu. Ini adalah sebuah kendala
dihubungan kami, tak segan rose menangis mengingat peristiwa itu. Tapi aku
selalu menguatkan rose dengan alasan-alasan yang kadang-kadang aku sendiri tak
yakin dan hubungan kami agar tetap berlanjut, sebab aku sungguh mencintai rose.
Aku bahkan masih ingat, saat menghadiri pesta pernikahan dosen mata kuliah makroku,
rose pernah berkata dengan tertawa “Kita kapan yah sayang ? duduk bersama
seperti dosenmu”, “besok kalo kamu maupun, bisa kok” jawabku tersenyum dan rose
malah tersenyum lebar.
Tepat
dua tahun hari jadian kami, aku sengaja mengajak rose pergi ke kampusku pukul
12.30 siang, ada sebuah kejutan yang telah rancang dua bulan yang lalu special
untuk dia. Tapi disini rencanaku tidak disusun sendirian tetapi dengan puluhan
temanku. Tiba-tiba rose meng~bbmku, “kamu dimana, aku udah dilobby kampusmu,
yang”. Lalu aku menjemput rose dan mengajaknya kekantin kampus sambil memegang
erat tangannya. “kita mau kemana?” tanya rose, “makan”, jawabku datar. “Kamu
gak inget hari ini hari apa?” tanyanya cemberut dengan pipi tembemnya itu,
“hari kamis”, jawabku datar kembali,
padahal aku pura-pura tidak tahu, nampak muka rose manyun dan diam. “Kamu
kenapa?” tanyaku, “gak tau” ucapnya cetus. Aku hanya tersenyum dan tak sabar
mengunggu kejutanku.
Setiba
dikantin kampus, kami duduk dimeja tengah. Dan musicpun berbunyi Sabrina, just the way you are, “kok,
lagu ini” ucap rose. Tiba-tiba orang disekeliling kami dengan berdiri lalu
menari seperti flashmob mengiringi
irama lagu. Rose nampak kaget dan heran, sesekali dia mencolekku tetapi aku
asyik saja makan bakmi. Lalu akupun berdiri diatas meja dan ikut menari dengan
lagu I love u baby, rose tertawa
nampak matanya berbinar-binar, orang-orang yang menari tadi melingkari aku dan
rose, aku mengajak rose berdiri diatas meja. “kamu mau ngapain lagi ?” tanya
rose kaget. “aku mau bagiin pipi chuby kamu itu rose” gurauku. Sambil memegang
kedua belah tangannya dan disaksikan orang-orang disekitar kantin , bahkan ada
dosenku juga, aku ingin melamar rose. Sambil berteriak kencang aku megucapkan
“Rose, I love u” seisi kantin melihat
kami. “kamu gila” ucap rose. “Rose, dua tahun bukan waktu yang sebentar untuk
suatu hubungan, masih ingat kamu saat aku menyatakan cinta di festival? Masih
ingatkah saat kamu bertemu oarangtuaku? Dan aku masih ingat saat dipernikahan
dosenku, kamu menanyakan kapan kita sepertia dia. Dan aku ingin matahari aku
ini, memasak setiap pagi untuk ku kelak” tiba-tiba rose menjawab, “emang aku
pembantu minta masak” rose memang lucu dan orang-orang tertawa mendengar itu.
Sambil menarik balon disudut tangga kantin dan memecahkannya, terrnyata isinya
sebuah cincin, “ Rose, would you marry me?” ucapku sambil bersujud didepannya, rose
menangis sendu dan orang disekeliling ikut terharu juga. “kamu itu memang selalu penuh
teka-teki, dimas. Aku suka tapi malu juga..heehe. yes, I will” jawab rose. “Yes..Yes..”teriakku lalu loncat dari
meja, semua orang berteriak dan memberi selamat kepada kami. Setelah hari itu,
videoku melamar rose tersiar diyoutube dan
sudah ditonton 893 kali, aku dan rose kaget tapi senang juga, untuk yang sudah
merekam lalu menguploadnya terima kasih banyak gumam kami.
Aku
dan rose mulai membahas tentang pernikahan, pestanya dimana, gaunnya,
makanannya, hari, tanggal, dan lain lain. Walaupun ibuku kurang merestui
pernikahan kami, mau diapakan lagi, aku sempat mengancam apabila aku tidak
direstui aku tidak akan menikah untuk selamanya.
Hari
ini adalah hari sidang skripsiku rasanya deg-degan sekali, pacarku sengaja
datang kekampus untuk menyaksikan sidangku. Tepat pukul 11.00 sidang dimulai,
nampak duduk paling belakang wajah rose tersenyum dan mengucapkan pelan
“semangat yah”. Beberapa pertanyaan diajukan dosen penguji kepadaku, rasanya
sidang itu seperti dikepung bajak laut berkapak,,, hahahah……Setelah selesai
diriku dinyatakan lulus, rose memeluk dan mencium pipiku, “calon suamiku pinter
juga” ucap rose bangga.
Dengan
aku dinyatakan lulus sidang, maka aku akan segera wisuda. Aku berencana satu
hari setelah wisuda kelak maka pernikahanku akan digelar dengan rose. Kali ini
kami sedang disibukkan dengan foto pre~wedding
dimuseum mandiri, dan beberapa persiapan lainnya menyusul, sengaja aku dan rose
menyuruh orang tua kami tidak usah membantu kami sebab ingin mengasih sebuah
kejutan tema pesta kami kepada mereka. Selama tiga bulan kami menyiapkan ini
semua dan semua undangan telah tersebar luas sekitar seribu undangan.
Hari
ini tepat hari wisudaku dan esoknya pernikahan kami, aku akan memakai toga dan
menjadi sarjana ekonomi tentunya ditemani ayah, ibu serta calon isteriku.
Setiba digedung acara wisuda, rose tak kunjung datang, aku nampak gelisah
dengan mem~bbm, meng~sms, menelpon namun handphonenya tak aktif. Dan acara wisudaku
dimulai, sampailah pada urutan namaku dipanggil kedepan untuk dilantik togaku,
namun dengan langkah tersendat dan menengok ketempat duduk penonton serta
handphoneku, “Rose dimana kamu” tanyaku panik. Sekali lagi namaku dipanggil
Dimas Wijaya, akupun maju ditengah perjalananku menuju altar para rector dan
para dosen, handphone bergetar disaku celanaku ternyata sebait bbm masuk dari rose dengan cepat diriku
membaca sambil berjalan. Sebuah tsunami terasa menghantam tiba-tiba saat
membaca itu “Dimas tersayang, pasti kamu
akan kecewa mendengarnya akupun sama, namun aku harus mengatakan ini, maaf aku
membatalkan pernikahan kita besok, I love u” Kakiku terasa lemas, kepalaku
berdenyut pusing, mataku menerawang serta mukaku pucat pasih dan badanku terasa
kaku. Tiba-tiba orang disekelilingku menghampiriku dan membapaku kesebuah
ruangan dengan tenaga medis, ternyata diriku pingsan. Seisi ruangan yang sakral
berubah menjadi riuh gara-garaku. ‘Rose..rose..rose..rose” ucapku tak henti
menyebut namanya dibawah alam sadarku.
Ayah
dan ibu menghampiriku serta bertanya ada apa denganku, ibuku langsung mengambil
handphone yang aku pegang dan tak sengaja membaca isi bbm rose. “Ha… ibukan
sudah bilang, rose itu wanita gak bener. Ayah harus liat ini, ini yah baca”
ucap ibu marah serta menagis menatapku.
Pesta
pernikahanku batal dengan rose, aku bahkan tidak tahu alasan dia kenapa
membatalkan pernikahan kami, rasanya airmata ini tak henti mengalir. Sejak hari
itu aku mengurung diri dikamar, enggan makan dan enggan bertemu orang-orang
serta terus menerus mengucapkan nama rose. Ibu nampak sedih dengan keadaanku
seperti itu dan harus menanggung malu juga karena omongan dari tetangga tentang
pesta pernikahanku yang batal. Pikiranku rasanya terbayang rose terus dan tak
henti terbayang, bahkan sering mengingat peristiwa menyatakan cintaku padanya,
aku bahkan sering berbicara sendiri dan mengamuk, pernah juga mencoba bunuh
diri dengan pecahan kaca dikamarku. Apa artinya hidup tanpa rose disisiku, sang
matahariku, sang penari dihatiku. Satu bulan dengan keadaan seperti itu, ibu
menelpon seorang dokter psikolog untuk membantuku, aku dinyatakan stress dengan
banyak pikiran, hingga dibawa kerumah sakit jiwa, dipikiranku hanya ada rose
dan rose.
Teraniaya
ibuku melihat anaknya seperti itu, sesering ibuku mengunjugi rumah rose namun
tidak orangnya. Fakta yang didapat ibuku dari seorang teman dekat bahwa rose
keluar negeri dengan seorang pria untuk menikah disana. Ibuku langsung terdiam,
kesal bercampur aduk dan mengucapkan astagfitullah,
mendengar itu. Opiniku setelah mendengar itu, menduga jangan-jangan lelaki itu yang sempat bertemu
rose didepan pagar saat ia ku antar pulang adalah suami dia sekarang. Hancur
sekali terasa jiwa ini, aku sungguh mencintai kamu tidak memandang apapun
kecuali Tuhan, kenapa kamu harus lakukan
ini kepadaku, sampai kulit ini ditusuk ribuan kalipun dengan jarum suntik masih
tak terasa, melebihi sakitnya hati ini. Aku mencoba mengerti arti keputusanmu
itu, Rose.
Hati-hatilah dengan sebuah janji, akan banyak
korban apabila janji itu tidak kamu tepati, sama seperti calon isteriku yang
membiarkan aku selana lima bulan dirumah sakit jiwa mengingat dia, sampai hari
inipun aku tak tahu alasannya membatalkan pernikahan itu bahkan tak pernah lagi
bertemu. Membayangkan wajahnya, senyumnya dan kebiasaannya saja, sudah cukup
indah bagiku. Tetapi sang penari tetap menari dihatiku selamanya, aku
mencintaimu dan masih tetap menunggumu, Rose
Jamalka Sari.
Follow Yupistt:
Twitter Facebook Youtube